Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu - Dzikir berasal dari kalimat ذكر، يذكر، ذكرا yang artinya
mengingat sesuatu atau menyebut setelah lupa atau berdoa kepada Allah.
Dzikir juga bermakna mengingat sesuatu atau menghafalkan sesuatu. Juga
dapat dimaksudkan dengan sesuatu yang disebut dengan lidah atau suatu
yang baik.
Berikut ini adalah bacaan-bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu, yang sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. (dibaca setelah salam).
1. Membaca :
أَسْتَغْفِرُ
اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اللَّهُمَّ أَنْتَ
السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ
Astaghfirullaåh. Astaghfirullaåh. Astaghfirullaåh. Allahumma antassalaam, wa mingkassalaam, tabarakta ya dzaljalaali wal ikraam.
“Saya
memohon ampun kepada Allah.(3x) Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dan
dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb pemilik Keagungan
dan Kemuliaan.”
2. Membaca :
لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ
لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا
الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa
ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu,
wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir. Allahumma laa maani’a limaa a’thayta,
wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yamfa’u dzaljaddi min kaljaddu.
"Tidak
ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya
segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada
yang dapat mencegah apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat
memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.”
Keterangan:
HR. Al-Bukhari no.844 dan Muslim no.593, Abu Dawud no.1505, Ahmad
IV/245, 247, 250, 254, 255, Ibnu Khuzaimah no.742, ad-Darimi I/311,
dan An-Nasa-i III/70,71, dari Al-Mughirah bin Syu’bah.
|
3. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Laa
ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu,
wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir. Laa hawla wa laa kuwwata illa billaah,
laa ilaaha illallaah, walaa na’budu illaa iyyaahu, lahunni’matu walahul
fadhlu walahuts tsanaaul hasanu, laa ilaaha illallaåh mukhlishiyna
lahuddiyn walaw karihal kaafiruun.
"Tidak
ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya
segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan
kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah
kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik.
Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah,
dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir
tidak menyukainya.”
Keterangan:
HR. Muslim no.594, Ahmad IV/ 4, 5, Abu Dawud no. 1506, 1507, an-
Nasa-i III/70, Ibnu Khuzaimah no.740, 741, Dari ’Abdullah bin
az-Zubair Rahimahullah.
|
4. Membaca :
لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
"Tidak
ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya
segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau
memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dan Dialah
Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10x setiap selesai shalat maghrib dan shubuh).
Keterangan: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa setelah shalat Maghrib dan Shubuh membaca ‘Laa
ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu,
yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir,’ sebanyak 10x
Allah akan tulis setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan,
diangkat 10 derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah
lindungi dari godaan syetan yang terkutuk.” (HR. Ahmad IV/227,
at-Tirmidzi no.3474). At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan gharih
shahih.”
|
5. Membaca :
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a-’inniy ’ala dzikrika wa syukrika wa husni ’ibaadatika.
“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.”
Keterangan:
HR. Abu Dawud no.1522, an-Nasa-i III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim
(I/273 dan III/273) dan dishahihkannya, juga disepakati oleh
adz-Dzahabi, yang mana kedudukan hadits itu seperti yang dikatakan
oleh keduanya, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah
memberikan wasiat kepada Mu’adz agar dia mengucapkannya di setiap
akhir shalat.
|
6. Membaca :
سُبْحَانَ اللهُ
Subhaanallaah (33x)
“Maha suci Allah” (33x)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
Alhamdulillah (33x)
“Segala puji bagi Allah” (33x)
اَللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar (33x)
“Allah Maha Besar” (33x)
Kemudian untuk melengkapinya menjadi seratus, ditambah dengan membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
"Tidak
ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya
segala pujian dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Keterangan: “Barangsiapa membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih di lautan.” HR. Muslim no.597, Ahmad II/371,483, Ibnu Khuzaimah no.750 dan al-Baihaqi II/187).
|
7.Selanjutnya, membaca Ayat Kursi:
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allaahu
laa ilaaha illaa huu, al hayyul qoyyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa
naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u
’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa
laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illa bi maa syaa-a. Wasi’a
kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa. Wa
huwal’aliiyul ’azhiim.
”Aku
berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak
ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang
ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa
izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan
bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar.”
(Al-Baqarah: 255)
Keterangan: “Barangsiapa yang membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk Surga selain kematian.” HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah’ no.100 dan Ibnus Sunni no.124 dari Abu Umamah rahimahullah, dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani.
|
8. Khusus setelah selesai shalat Shubuh, disunnahkan membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inniy as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqon toyyiban, wa’amalan mutaqobbalan.
"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima."
Demikian bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. Mudah-mudahan dapat memberi kebaikan dan manfaat bagi kita semua.
Keterangan:
HR. Muslim no.591 (135), Ahmad (V/275,279), Abu Dawud no.1513,
an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.737, ad-Darimi I/311 dan Ibnu
Majah no.928 dari Sahabat Tsauban radhiyallaahu ‘anhu.
Perhatian: Hendaklah dicukupkan dengan bacaan ini dan jangan ditambah-tambah dengan macam-macam bacaan lainnya yang tidak ada asalnya dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Misykaatul Mashaabiih 1/303)
Baca Juga :
Asmaul Husna
Demikianlah Pembahasan Mengenai Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu Yang di Contohkan Oleh Rasulullah SAW semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan jangan lupa untuk diamalkan.
Belum ada tanggapan untuk "Bacaan Dzikir Setelah Sholat Fardhu Yang di Contohkan Oleh Rasulullah SAW"
Posting Komentar